Tata Surya dan Galaksi Bima Sakti

Pita cahaya di langit

Sumber: Felix Mittermeier/ https://pxhere.com/en/photo/1444403


Pandanglah langit malam. Di tempat yang jauh dari polusi cahaya, akan terlihat sebuah pita cahaya yang samar. Pita cahaya samar itu adalah tempat tinggal kita, galaksi Bima Sakti atau Milky Way.

Ribuan tahun manusia berusaha mempelajari alam semesta. Democritos (kurang lebih 25 abad lalu) sudah memberikan pernyataan bahwa pita cahaya di langit yang dilihat manusia terbentuk dari ribuan bintang. Aristoteles mengugurkannya 100 tahun kemudian, dengan pernyataan bahwa pita cahaya itu hanyalah fenomena atmosfer. Teori ini bertahan hingga kurang lebih 2000 tahun dan digugurkan oleh ‘dua lensa kecil’ teleskop. 

Pada tahun 1609, saat Galileo mengintip langit menggunakan teleskopnya, ia menemukan banyak hal. Penemuannya yang diterbitkan dalam buku berjudul Sidereus Nuncius menggegerkan dunia ilmiah. Ia menyatakan bahawa bulan kasar dan tidak rata. Ia menyatakan bahwa Jupiter memiliki 4 sahabat. Dari teleskopnya ia mengamati Bima Sakti dan melihat bintang dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dilihat oleh mata telanjang.

Satu demi satu pengetahuan tentang ruang angkasa didapatkan manusia, baik dengan mata telanjang maupun bantuan teknologi. Keberadaan tata surya kita yang berenang di lautan galaksi Bima Sakti juga dapat diketahui. Ternyata besarnya 10 kali lipat dari yang diperkirakan manusia. 


Rumah Kita, Tata Surya

Penulis sempat berpikir, jika kita berada di galaksi Bima Sakti, mengapa kita bisa melihatnya di langit malam? Harlow Shapley memberika informasi bahwa tata surya kita berada jauh dari pusat galaksi. Pantaslah kita masih bisa menyaksikan galaksi yang kita tempati! 

Penelitian selanjutnya memberikan informasi bahwa galaksi kita memiliki struktur spiral seperti terlihat pada gambar di bawah. Pada gambar terlihat bahwa spiral ini memiliki empat lengan utama. 

 

Galaksi Bima Sakti

Spiral Milky Way

Sumber: Pixabay/ https://www.stockvault.net/photo/206436/spiral-milky-way


Tata surya kita terletak di salah satu lengan yang disebut Orion Spur. Orion Spur terletak di antara lengan Perseus dan Sagitarius, yang ukurannya lebih besar.

Jika kita bisa melihat galaksi kita, itu karena jarak matahari kita ke pusat galaksi adalah 27.000 tahun cahaya! Beruntunglah kita tidak terlalu dekat. Bayangkan jika jarak kita dekat dengan pusat galaksi atau bahkan di pusat galaksi. Mungkin mata kita akan silau!

Di kemudian hari, orang juga tahu bahwa galaksi bukan seluruh alam semesta. Ini hanya satu bagiannya. Betapa luasnya alam semesta kita!


Mengapa Sistem Kita Disebut Tata Surya?

Tata surya kita terdiri dari planet, satelit, asteroid, planet kerdil, komet,meteoroid, dan debu-debu antariksa yang mengorbit Surya. Matahari atau surya adalah sebuah bintang bermassa sangat besar. Massanya itu menyebabkan Matahari memiliki gravitasi yang sangat besar, yang menyebabkan anggota tata surya mengelilinginya.

Di galaksi kita, Bima Sakti, sistem seperti tata surya ada ribuan jumlahnya. Sistem planet ini mengorbit bintang lain.


Jarak di Tata Surya

Sinar matahari memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke Bumi. Perjalanan cahaya ini berkecepatan 300.000 km/ detik. Sinar matahari memerlukan waktu sekitar 1,87 tahun untuk mencapai ujung tata surya. Ini baru sampai di ujung tata surya, belum menuju bintang terdekat.

Jika 1 detik cahaya menempuh jarak 300.000 km, maka dalam 1 menit akan menempuh jarak sebesar 300.000 km x 60 menit.

Berapa jarak yang ditempuh dalam 1 jam? Kalikan saja 300.000 km x 60 menit dengan 60. Jika jarak matahari kita ke pusat tata surya adalah 27.000 tahun cahaya, ini sama dengan 27.000 x 365 x 24 x 60 x 60 x 300.000 km. Sungguh angka yang sangat besar! Oleh karena itu, jarak di tata surya tidak lagi dinyatakan dengan km, tetapi dengan tahun cahaya.

Besarnya jarak ini sungguh tak bisa dibayangkan oleh pikiran manusia. Sementara usaha untuk mencari tempat hidup di alam semesta terus berlangsung. Maka teknologi menjadi perantara agar kita dapat menguasai alam raya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Musim Penghujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober hingga Maret?

REVOLUSI BULAN